BUAH-BUAHAN UNTUK RUJAK TUJUH BULANAN (RUJAK KANITREN)

Pada sebuah jamuan yang dilakukan oleh tetangga sebelah. Tampak beraneka macam jenis masakan terhidang. Ada makanan yang terdiri atas aneka macam sayur-mayur, kelapa parut berbumbu, tujuh rupa bunga, mayang, satu butir kelapa gading muda dan rujak kanitren. Hal yang cukup menarik perhatian saya, yakni buah-buahan untuk rujak kanitren.

Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari warga sekitar, makanan tersebut tidak boleh berasa manis. Rasa yang diperbolehkan, yakni masam, asin atau pedas. Mengapa begitu? Ternyata hajatan ini berkaitan dengan usia bayi dalam kandungan yang mencapai tujuh bulan (mitoni).

Sebenarnya apa saja bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat rujak tujuh bulanan ini? Pada dasarnya, bahan-bahan yang dipakai sama dengan rujak pada umumnya, yakni aneka buah-buahan. Saya menghitung ada tujuh jenis buah-buahan yang dipakai, yakni mangga muda, kedondong, ketimun, bengkoang, nanas, ubi jalar dan delima.

Cara membuat rujak tujuh bulanan ini terbilang mudah. Buah-buahan untuk rujak kanitren diserut memanjang, seperti batang korek api yang lemas. Hanya delima yang tidak diserut. Buah delima dibuka, kemudian diambil bijinya saja yang berwarna semburat merah bening.

Dari seluruh campuran buah tersebut, saya sudah merasakan masamnya rujak ini. Untuk memberi rasa pada campuran serutan buah tersebut dibuatkan bumbunya. Bahan-bahan bumbu yang diperlukan, antara lain gula merah, garam, cabe rawit, kacang tanah, terasi, air asam dan air putih.

Cara membuatnya, gula merah direbus dengan cara menambahkan lima sendok air. Haluskan cabe rawit, kacang tanah, terasi dan garam. Massukkan ke dalam rebusan gula merah, aduk rata hingga mendidih. Setelah itu diangkat dan didinginkan.

Serutan buah-buahan untuk rujak kanitren dicampur dengan bumbu tersebut. Rujak tujuh bulanan siap disajikan. Rasanya tentu masam, sedikit asin, pedas dan segar. Dalam acara hajatan tetangga saya ini benar-benar serba tujuh semua. Dari pemilihan tanggalnya pun dicari yang berangka tujuh. Makanan yang tersaji, tidak boleh ada jenis makanan yang berbahan dasar hewani.