Rujak Buah - Sayur dan Bubur Khas Sunda
Membicarakan masalah makanan tiada habisnya, he..he. Mumpung ini bulan Ramadhan, maka topik tentang makanan untuk buka puasa termasuk hal yang menarik untuk dibahas. Setiap daerah di tanah air tentu punya makanan khas yang hanya keluar saat bulan Ramadhan saja. Pada bulan puasa inilah kita dapat melihat aneka penganan dan makanan yang disajikan sebagai hidangan pembuka puasa. Kreativitas masyarakat dalam mengolah makanan keluar semua pada bulan puasa.
Tipikal orang perkotaan adalah ingin serba praktis, dan tidak mau direpotkan dengan urusan memasak makanan untuk buka puasa. Hal ini ditangkap oleh sebagian masyarakat dengan menjual aneka hidangan takjil. Ketika matahari mulai tergelincir, lapak-lapak penjual makanan untuk buka puasa bertebaran di mana-mana.
Di Kota Bandung di sepanjang jalan banyak yang menjual aneka takjil. Menjelang sore keriuhan penjual takjil semakin menjadi-jadi. Orang-orang yang pulang dari kantor biasanya mampir membeli makanan untk berbuka puasa.
Salah satu makanan untuk buka puasa favorit saya adalah rujak buah-sayur dan bubur hanjeli. Yang pertama adalah rujak buah-sayur atau kadang disebut juga rujak cuka. Penganan ini saya amati hanya muncul saat bulan puasa di Bandung. Rujak buah-sayur mungkin mirip seperti asinan Bogor tetapi tidak serupa. Saya sebut rujak buah-sayur karena isinya campuran buah dan sayur. Buah yang digunakan adalah potongan buah bengkoang dan buah nanas, sedangkan sayurannya adalah tauge, kol, mentimun, dan parutan wortel. Kuahnya adalah air yang sudah dicampur dengan serbuk kacang, cabe, gula, dan cuka. Rasanya asam pedas manis. Lebih enak disimpan dulu di dalam kulkas, lalu dimakan sepulang sholat tarawih. Segar dan menyehatkan.
Makanan yang kedua adalah bubur hanjeli. Hanjeli adalah tumbuhan biji-bijian dari suku padi-padian, mirip seperti biji gandum. Nama latinnya coix lacryma-jobi. Jika dimasak menjadi bubur sepintas mirip kacang hijau. Rasanya tawar, tapi bagi orang Sunda hanjeli dijadikan bubur dengan tambahan gula merah dan santan. Bubur hanjeli bisa juga dicampur dengan aneka kolak seperti kolak kolang-kaling, kolak candil dan pisang. Makanan ini jarang dijual pada hari biasa, meskipun beberapa food court ada juga yang menyediakannya, misalnya di Kartika Sari.
Itulah dua makanan khas yang saya temukan di tanah Pasundan saat bulan puasa. Jika anda ingin mencobanya, coba saja cari di antara penjual kolak di berbagai ruas jalan yang ramai menjajakannya. Kolak candil sudah biasa, tetapi bubur hanjeli jarang ada. Rujak buah sudah umum, tetapi rujak buah-saur ini beda rasanya.
Komentar
Posting Komentar