Rujak Teplak Khas Tegal
Madiun punya pecel. Jogja punya lotek, Sunda punya karedok. Tegal sebagai kawasan pesisir utara Jawa tengah juga punya menu serupa tapi tak sama yang disebut dengan rujak teplak. Rujak ini tergolong rujak sayur dengan berbagai jenis sayur rebus yang sehat dan nikmat. Apalagi bagi kalangan pecinta vegetarian.
Satu hal yang membedakannya adalah jenis bumbu atau sambalnya. Hampir semua bumbu rujak, sambalnya terbuat dari kacang sebagai bahan yang dominan. Berbeda dengan rujak teplak khas Tegal yang bumbu/sambal utamanya berbahan dasar singkong rebus.
Ya, singkong atau ubi jalar yang telah direbus hingga empuk kemudian ditumbuk /dihaluskan dengan bumbu berupa cabe merah, gula merah, garam, terasi, bawang putih , asam jawa hingga tercampur rata. Untuk menjaga daya tahan bumbu singkong sengaja tidak ditambahkan air.
Bentuk awal bumbu singkong ini hampir menyerupai getuk bercita rasa gurih , asin dan sedikit pedas. Ketika penjual akan melayani pembeli rujak teplaklah maka bumbu singkong ini akan ditambahkan air sehingga bentunya menjadi lebih cair untuk kemudian diguyurkan diatas sayuran.
Untuk melengkapi kenikmatan rujak teplak, penjual biasanya menyediakan sambal/bumbu kelapa berwarna putih, dan bumbu/sambal pedas berwara merah yang dibuat dari cabe murni. Semasa kecil dulu tak sulit mencari penjual rujak teplak. Penjual yang rata-rata adalah perempuan berusia baya dan kerap disebut "Bi" (penggilan Bibi) , biasanya mangkal di depan sekolahan. Bahkan di sebuah pasar tradisional terdapat lebih dari 3 hingga 5 penjual rujak teplak. Selain itu rujak teplak sering di jual keliling kampung saat sore menjelang.
Dahulu rujak teplak menjadi jajanan segala usia. Anak-anak usia 5 hingga 10 tahun tak sungkan menyantap rujak teplak dengan pilihan bumbu/sambal kelapa. Kelapa parut yang dimasak bersama bumbu ketumbar dengan tambahan air dan sedikit tepung kanji ini berbentuk seperti bubur cair yang diguyurkan diatas aneka sayuran yang dipilih.
Sementara para remaja hingga orang dewasa yang membeli rujak ini tentu saja menambahkan sambal/bumbu pedas. Ada juga yang meminta bumbu komplit ketika membeli rujak teplak. Artinya tiga bumbu/sambal ditambahan sekaligus. terbayang nikmatnya gurih kelapa dengan pedasnya sambal singkong.
Ragam sayuran dalam rujak teplak sangat bervariasi dari mulai kangkung, daun singkong, kacang panjang, lengguk (daun ketela/ubi jalar), Kol, tauge, Pare, Kecipir, hingga jantung pisang. Sesekali ada juga yang menyajikan Losdro (daun talas rebus, di Surabaya mirip dengan bahan rujak semanggi), kembang turi, atau pedoyo (mentimun reus).
Pembeli bisa bebas memilih jenis sayuran mana yang disuka atau campur semua untuk sensasi rasa sempurna. Seporsi rujak teplak dijual dengan harga terjangkau. Masa kecil dulu rujak teplak bisa dibeli cukup dengan harga ratusan perak saja. Seiring berjalannya waktu harga rujak teplak tentu tentu tak semurah dulu.
Terlebih keberadaan rujak teplak di daerah Tegal kian langka. Pasar tradisional kini tak lagi menjadi lapak dimana rujak teplak bisa dengan mudah ditemukan. Di pasar pagi Kota Tegal misalnya, hanya 1-2 orang saja yang masih berjualan. Bisa dibilang rujak teplak kian hilang jejak. Ah, anak-anak kecil hingga generasi milenial daerah Tegal sekarang pun sepertinya sudah tidak lagi mengenal seperti apa wujud dan rasa rujak teplak.
Jika ingin mencicipi rujak teplak dengan bumbu otentik berbahan singkong, bisa meluncur ke kawasan Slawi, tak jauh dari kantor Telkom Slawi di depan toko daging sehat. Di sana terdapat generasi ketiga penjual rujak teplak yang turun temurun mewarisi resep rujak teplak dari neneknya.
Menyantap seporsi rujak teplak di kawasan Slawi ini jauh lebih ekonomis. Cukup dengan Rp 5.000 - Rp 10.000 saja, cita rasa aseli khas rujak teplask bisa menggoyang lidah kita yang menikmatinya. Tanpa perlu menambahkan potongan lontong, rujak teplak akan membuat perut terasa kenyang efek dari singkong yang tercampur dalam bumbunya..
Komentar
Posting Komentar