Rujak Bubur
Rujak bubur merupakan salah satu kuliner khas Madura yang akan disantap seusai berbuka puasa dan selepas Sholat Tarawih. Menu yang satu ini menjadi unik, lantaran mengawinkan dua menu berbeda, yakni rujak dan bubur bawang.
Harga satu porsinya cukup terjangkau. Cuma perlu merogoh kocek sebesar Rp4 ribu, konsumen sudah bisa menikmati rujak bubur sepiring penuh.
Karena harganya yang terjangkau itulah, banyak konsumen yang memilih untuk membungkus lebih dari seporsi untuk dimakan bareng sekeluarga di rumah. Tapi, ada pula konsumen yang langsung melahapnya di warung rujak bubur milik Liana ini.
Sebelum disajikan ke konsumen, Liana selalu mengulek racikan bumbu rujak berupa campuran lombok (cabe), petis, kacang goreng dan irisan pisang mentah diatas cobek besar. Setelah semua bumbu halus, Liana menambahkan irisan cingur rebus, kecambah, irisan kacang panjang, dan irisan rumput laut. Tak lupa Liana menambah cacahan mentimun dan kripik singkong.
Usai bumbu rujak jadi, Liana selanjutnya menuang bubur bawang ke atas wadah. Biasanya berupa piring, bisa pula berupa talam daun pisang. Di atas bubur bawang inilah, Liana lalu menaburkan rujak. Maka, rujak bubur siap untuk disantap.
Warung rujak milik Liana ini cukup dikenal warga kota Pamekasan, Madura. Apalagi lokasinya persis di pojok lintasan antara Jalan Jingga dan Jalan Purba, yang jaraknya pun cukup dekat dengan Taman Arek Lancor yang menjadi jantung kota Pamekasan, Madura.
Liana sendiri mengaku, warung rujak bubur yang telah dikelolanya selama 30 tahun ini adalah warisan mendiang ibunya.
Liana mengatakan, panganan rujak bubur akan laris manis saat bulan puasa Ramadan. Malahan, selama rentang sebulan puasa ini, banyak bermunculan pedagang rujak bubur dadakan. Hampir di setiap pojok jalan kampung bisa dipastikan ada penjaja rujak bubur dadakan.
"Tapi, langganan saya tetap memesan rujak bubur buatan saya," ucap Mbak Lin, tersenyum.
Menurut Liana, warung rujak bubur yang kini dikelola bersama adiknya itu, telah beroperasi sejak era 1980-an. Konsumennya tak hanya datang dari kota Pamekasan saja. Namun, warga kota Pamekasan yang bekerja di luar kota pun menyempatkan mencicipi rujak bubur ini.
Komentar
Posting Komentar